Rabu, 24 Desember 2014



Nama   : Dewi Nur Aini
NIM    : G1D014032

PRINSIP KOREKSI MYOPI, HIPERMETROPI, PRESBIOPI
Ada mata yang lensanya terlalu kuat mengumpulkan sinar sehingga sinar dari benda yang jauh tak hingga akan difokuskan di depan retina. Mata yang seperti ini disebut mata miopi (disebut juga rabun jauh atau mata dekat, karena mata hanya dapat melihat dengan jelas benda-benda dekat). Titik jauh mata ini hanya beberapa meter saja. Mata ini tidak dapat melihat benda yang lebih jauh dari titik jauhnya.
Benda yang terletak di antara titik dekat mata dengan titik jauhnyadapat dilihat mata dengan berakomodasi sebagian. Benda yang terletak di titik dekatnya (titik dekat mata miopi sama dengan titik dekat mata normal yaitu 25 cm) dapat dilihat jelas jika mata berakomodasi maksimum.
Untuk mengatasi cacat mata ini, dibutuhkan lensa tambahan yang bersifat menyebarkan sinar. Lensa ini akan mengurangi daya kumpul lensa mata sehingga mata menjadi normal lagi. Lensa yang memenuhi syarat ini adalah lensa negatif. Jika ingin melihat normal maka kuat lensa gabungan (mata miopi + lensa negatif) harus sama dengan kuat lensa mata normal.
Cara kerja lensa negatif dalam memperbaiki mata miopi adalah sinar dari benda yang jauh tak hingga akan dibentuk bayangannya oleh lensa negatif di titik jauh penderita miopi. Bayngan yang terletak di titik jauh selanjutnya dapat dilihat dengan baik oleh mata tanpa akomodasi. Untuk benda-benda yang sangat dekat dengan mata (misalnya pada titik dekat mata), lensa juga akan membuat bayangan lebig dekat dan lebih kecil, sehingga bayangan kadang-kadang tampak kabur. Itu sebabnya untuk pekerjaan yang membutuhkan mata pada jarak dekat seperti membaca tulisan kecil-kecil atau memasukkan benang pada jarum, orang miopi lebih suka membuka kaca matanya (Surya, 2009).
 Hipermetropi (disebut juga rabun dekat atau mata jauh, karena mata hanya dapat melihat dengan jelas benda-benda jauh). Cacat mata ini disebabkan karena lensa mata terlalu lemah. Kuat lensanya (tanpa akomodasi) kurang dari 60 dioptri. Misalnya 57 dioptri. Untuk melihat benda di jauh tak hingga (dengan sedikit melotot) ia mampu menaikkkan kuat lensanya dari 57 dioptri menjadi 60 dioptri. Sehingga ia dapat melihat titik jauh tak hingga. Namun melihat benda pada jarak 25 cm dibutuhkan 64 dioptri padahal ia maksimum hanya dapat menambah sampai 57 + 4 = 61 dioptri, ini tidak cukup. Untuk dapat melihat benda jarak 25 cm ia butuh tambahan 3 dioptri lagi untuk dapat diperoleh melalui suatu lensa positif yang diletakkan di depan mata.
 
Lemahnya lensa pada penderita hipermetropi menyebabkan titik dekatnya lebih besar dari 25 cm misalnya, 1 meter. Benda yang diletakkan di titik dekat akan jatuh di retina, jika mata berakomodasi maksimum. Tetapi, jika benda diletakkan pada posisi lebih dekat dari titik dekatnya (misalnya pada jarak 25 cm dari mata). Benda tidak akan terlihat jelas karena bayangan benda jatuh di elakang retina.
Lensa positif dapat membantu memperbaiki cacat mata hipermetropi. Benda yang diletakkan pada jarak 25 cm, akan dibentuk bayangannya di titik dekat penderita oleh lensa. Selanjutnya dengan berakomodasi maksimum mata dapat melihat dengan jelas bayangan yang terdapat di titik dekatnya. Untuk benda yang terletak pada jarak antara 25 cm dan titik dekatnya, lensa membantu membentuk bayangan di titik yang lebih jauh dari titik dekat mata sehingga mata dapat melihat benda secara jelas dengan berakomodasi sebagian (Surya, 2009).
Mata presbiopi yaitu kelainan pada mata karena usia lanjut atau tua. Ciri-ciri mata presbiopi yaitu : titik dekatnya lebih jauh dari mata normal dan titik jauhnya lebih dekat dengan mata normal. Mata presbiopi dapat ditolong dengan kaca mata rangkap, yaitu lensa cembung diletakkan di bagian bawah kacamata untuk melihat dekat, dan lensa cekung diletakkan di bagian atasnya untuk melihat jauh.
Cacat yang terjadi pada mata biasanya disebabkan oleh lensa mata yang kurang mampu berakomodasi, sehingga menimbulkan cacat mata dekat dan cacat mata jauh. Lensa pada mata juga dapat mengapur (katarak), selaput mata yang semula bening berubah menjadi keruh dan bersisik (xeroftalmia) atau selaput bening rusak (keratomalasi).
Pada anak-anak, titik dekat mata sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Umur 40-50 tahun terjadi perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50 cm.















DAFTAR PUSTAKA
Utami, H. P. Mengenal Cahaya dan Optik. Ganeca Exact.
Surya, Y. (2009). OPTIKA. KANDEL.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar